logoblog

Macam-Macam Jenis Ibadah Mahdhoh

10/02/2017





Berikut adalah macam-macam ibadah mahdhoh:

1.Sholat
Sholat diwajibkan bagi umat Islam “Akil baligh” dengan aturan dan waktu yang telah ditentukan (Qs. Hud : 115, al Isro’ : 78, Thaha : 79), diantara fungsi (manfaat) orang yang melaksanakan sholat adalah :

a. Memperoleh kesucian rohani dan jasmani. Suci rohani berarti ia mampu menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar (Qs. Al Ankabut : 45), sedangkan suci jasmani berarti ia harus memilki kebersihan perangkat sholat yaitu pakaian dan kebersihan badan dan juga kebersihan badan (Qs. An Nisa’ : 43 dan Al Maidah : 6), karena ia senantiasa menghilangkan setiap hadas jasmani dan bersih pakaian sebagai syarat melaksanakan sholat.

b. Dapat menghilangkan gangguan jiwa akibat ketegangan emosi dan bertumpuknya pikiran-pikiran yang serba ruwet yang tak terpecahkan atau yang sering dikenal dengan neurosis (gangguan badan akibat ketegangan saraf). Sholat dapat membuat jiwa manusia menjadi tenang, karena ia mengingat kepada Allah (Qs. Ar Ro’du : 28 dan Thaha : 14).

c. Dapat mengeliminir sikap tergesa dan menumbuhkan sikap hidup tenang serta mendorong tumbuhnya kemampuan pengendalian diri, sebab dalam diri manusia ada 3 potensi pengembangan jati diri yaitu Intellegence Quetient (IQ), Emotional Quetient (EQ) dan Spiritual Quetient (SQ) – yang belakangan ini dikembangkan dengan pola dan training ESQ (emotional and spiritual quetient), kesemuanya dalam rangka menumbuhkan potensi bawah sadar manusia.

d. Dapat menjadi jalan terbukanya keluhuran dan kemuliaan seseorang berupa rizki yang tidak terduga dalam bentuk kedudukan yang sangat mulya (Qs. Al Isro : 79) dan kewibawaan yang tidak dibuat-buat melalui tutur kata yang memiliki daya hujam yang sangat dalam pada hati setiap pendengarnya (Qs. Al Muzammil :1-6).


2. Zakat
Perintah mengeluarkan zakat selalu disebut setelah perintah mendirikan sholat (Qs. (Al Baqarah : 3, 43, 83, 176 dan 277 dll) – artinya sholat dan zakat memiliki kadar dan derajat yang sama. Sholat merupakan cerminan kepatuhan kepada Allah, sedangkan zakat cerminan syukur kepada Allah sekaligus bentuk kepedulian kepada sesama manusia. Di antara manfaat zakat bagi umat islam adalah:

a. Perwujudan rasa syukur dan pernyataan terima kasih kepada Allah atau pernyataan terima kasih kepada si “Pemberi”. Jika anda berterima kasih atas rizki Allah, maka Allah akan menambahnya jauh lebih banyak (Qs. Ibrahim : 7)

b. Mendidik manusia membersihkan rohani dan jiwanya dari sifat bakhil, kikir dan rakus menjadi manusia yang dermawan dan pemurah. Ingat bahwa pengertian zakat itu sendiri adalah bersih dan tumbuh berkembang. Allah membuat ibarat orang yang menginfakkan harta dengan ikhlas seperti satu biji yang berkembang menjadi 700 biji yang sangat baik (Qs. Al Baqarah : 261).

c. Menunjukkan bahwa sifat perjuangan agama Islam selalu berorientasi pada kepentingan dhu’afa (kaum lemah). Oleh sebab itu setiap pelanggaran terhadap larangan agama. Salah satu kifaratnya adalah memberikan santunan kepada kaum Dhu’afa (Nadzar, larangan berkumpul pada siang hari di bulan ramadlan, pembunuhan yang tidak disengaja, pembunuhan yang sengaja tetapi dimaafkan dll). Lebih dari itu agar kekayaan tidak hanya berputar di antara orang-orang yang kaya di antara kamu (Qs. Al Hasr : 7)

d. Menunjukkan bahwa kemiskinan adalah musuh yang harus dilenyapkan. Islam memandang kemiskinan sebagai sumber kejahatan dan kekufuran. Oleh karena itu mengabaikan orang miskin berarti mengabaikan agama atau mendustakan agama (Qs. Al Ma’un : 1-3), sebab di dalam setiap harta kekayaan yang dimiliki oleh orang yang kaya terdapat hak-hak orang miskin yang harus diberikan kepadanya (Qs. Adz Dzariat : 19 dan Al Ma’arij : 25). Ingat kemiskinan mendekatkan kepada kekufuran), karena pentingnya bagi orang miskin, setiap orang yang menyimpang emas dan perak (tidak mau mengeluarkan zakatnya) maka akan dibalas dengan siksa yang pedih (Qs. At Taubah : 34).

e. Zakat menjadi alat untuk mengurangi jurang pemisah antara orang-orang yang kaya dan orang-orang miskin (narrowing the gap) walaupun tidak sampai menghilang kesenjangan (closing the gap) – zakat dapat menjadi alat penghubung tali kasih sayang di antara mereka. Jadi zakat dapat menjadi alat pengokoh bangunan persaudaraan.

3. Puasa
Kewajiban puasa telah diberikan oleh Allah kepada semua umat manusia sejak zaman Nabi Adam, walaupun bentuk dan tata caranya berbeda sesuai dengan kekuatan manusia itu sendiri. Tujuan dasar disyariatkannya puasa agar orang-orang yang beriman dapat meningkat kualitas pada derajat “Takwa” (Qs. Al Baqarah : 183).

Jika seseorang memiliki kualitas takwa, maka ia akan mudah melaksanakan apa yang menjadi perintah Tuhan-Nya. Al Qur’an memberikan penjelasan yang sangat rinci mengenai indikator orang yang bertakwa kepada Allah, misalnya :

a. Percaya kepada yang ghaib, mendirikan Sholat dan mengeluarkan infaq (Qs. Al Baqarah : 2), beriman kepada kitab al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya dan meyakini adanya hari akhir (Qs. Al Baqarah : 3).

b. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di saat senang maupun susah, mampu menahan marah, pemaaf dan suka berbuat baik (Qs. Ali Imron : 134) – orang-orang yang jika berbuat keji atau menganiaya dirinya, ia cepat ingat pada Allah dan minta ampun kepada-Nya (Qs. Ali Imron : 135).

Dengan modal keimanan sebagai dasar dapat dilaksanakannya puasa, maka puasa memberikan hikmah atau manfaat yang sangat luar biasa bagi pelakunya, antara lain :

a. Puasa dapat menyehatkan fungsi tubah manusia, puasa dengan menahan lapar dan haus dapat membersihkan kotoron dalam diri manusia. Hal tersebut dapat kita buktikan dengan “ayam” yang sedang mengerami telur, ia hanya makan di pagi dan sore hari untuk memanaskan suhu tubuh yang berfungsi memanaskan telur agar menetas.

b. Puasa dapat mensucikan rohani manusia, sehingga meningkat kualitas spiritualitasnya. Dengan peningkatan tersebut manusia menjadi lebih dekat kepada Tuhan-Nya dan dengan demikian manusia dapat menghadirkan Tuhan dalam dirinya dekat dan dekat sekali, jika ia memohon kepada-Nya pastilah Allah akan mengabulkan-apa yang menjadi permohonannya (Qs. Al Baqoroh : 186)

c. Puasa melatih manusia menahan diri dari godaan nafsu dan syahwat jasmani dengan menahan makan, minum dan berhubungan suami-istri dengan indikator keberhasilan puasa adalah mampu menahan diri dari memakan atau memperoleh harta dengan jalan bathil (Qs. Al Baqoroh : 187-188), Sebab bukanlah orang yang tersebut berpuasa, jika ia tidak mampu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Ingat perang terbesar dalam hidup manusia adalah perang melawan nafsu/syetan.

d. Puasa dapat melatih kepedulian atau empati kepada manusia yang lain, misalnya bagaimana rasanya lapar dan kekurangan rizki, sehingga muncul keinginan untuk berbagi dengan sesama manusia – berbagi rizki dengan zakat fitrah dan kebahagiaan dengan bersama-sama merayakan hari kemenangan (idul fitri).

e. Puasa dapat menjadi sarana yang efektif untuk membangun solidaritas dan kebersamaan ketika bersama-sama merayakan hari raya iedul fitri, bebas dari status sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu sholat dilaksanakan ditempat yang lapang dalam rangka pemenuhan sisi persaudaraan, persamaan dan egalitarianisme dengan bersama-sama mengumandangkan takbir dan tahmid.

4. Haji
Merupakan satu-satunya ritual dalam Islam yang mensyaratkan “istitho’ah atau memiliki kemampuan” sebagai dasar diwajibkannya dan hanya sekali dalam seumur hidupnya (Qs. Ali Imron : 97).

Haji memerlukan kekuatan fisik, ekonomi dan mental bagi keluarga yang ditinggalkannya, oleh sebab itu balasan bagi mereka yang dapat melaksanakan dengan benar (mabrur), tidak ada balasan lain kecuali surga. Maka untuk memperoleh kesempatan tersebut, semua umat Islam berjuang dan datang ke tanah suci dari segala penjuru dunia dan dengan menggunakan transportasi yang bermacam-macam (Qs. Al Haji : 27-29).

Di antara sekian banyak hikmah yang diperoleh setelah orang melaksanakan ibadah haji adalah :

a. Hikmah bagi diri sendiri
  • Memperkokoh jiwa tauhid dan melahirkan yang perilaku yang betul-betul bertakwa, karena diingatkan kepada Nabi Ibrahim (keluarga) dan perjuangan-nya dalam menegakkan Tauhid, termasuk didalamnya disimbolkan dengan kalimat talbiyah.
  • Membentuk pribadi yang memiliki kasih sayang kepada anak-anaknya dan anak-anak berbakti kepada kedua orang tuanya hal tersbut sebagai refleksi sa’I antara shofa dan marwah dan kisah perjalanan qurban di Mina.
  • Dapat mengingat kebesaran Allah dan maha dahsyat hari mahsyar, ketika orang melakukan wukuf di Arofah, disamping itu orang melakukan wukuf diampuni dosanya oleh Allah
  • Melontar jumrah dapat mendorong muslim/muslimah agar setiap saat mampu membentengi diri dri tipu daya syetan (Qs. Al Hasr : 39-40) karena syetan hadlir dalam setiap aliran darah dan denyut jantung serta dalam setiap tarikan nafas manusia.
  • Muslim/muslimah yang menunaikan haji dengan predikat mabrur maka dilipat-gandakan pahalanya, diterima do’anya untuk orang lain dan dibanggakan oleh Allah. Khusus muslimah ia memperoleh pahala jihad yang utama
  • Bagi mereka yang hajinya mabrur, maka tidak ada balasan laib kecuali surga. Lalu apa indikator mabrur tersebut. Indikator orang hajinya mabrur dapat dilihat pada Hadits riwayat Imam Ahmad yaitu suka memberi bantuan makan (sosial) dan lemah-lembut dalam berbicara.

b. Hikmah bagi keluarga – menjadi motivator bagi terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh kerohmatan. Ia akan berusaha kuat agar keluarga semakin religius, disiplin dalam beribadah, beramal sholeh dan membiasakan diri berakhlak mulia dan menghindarkan diri dari sikap prilaku yang tidak terpuji. Ia berusaha agar diri dan keluarganya terjauhkan dari api neraka (Qs. At Tahrim : 6)

c. Hikmah bagi masyarakat dan negara
  • Jika dalam masyarakat sudah banyak yang menunaikan haji (mabrur), maka akan memiliki semangat berkorban yang tinggi baik dari segi waktu, harta, tenaga dan pikiran untuk kemajuan masyarakat tersebut.
  • Ibadah Haji dapat mendorong umat Islam untuk mewujudkan persatuan dalam intern umat (ummatan wahida) dan persatuan kesatuan bangsa dan negara.
  • Dengan haji kita dapat berwisata hati dan sejarah yang kemudian menumbuhkan rasa cinta – hal tersebut mendorong rasa cinta tanah air.
  • Ibadah haji dapat dijadikan forum muktamar atau pertemuan umat Islam sedunia untuk membahas problematika umat dalam perspektif kekinian.


logoblog

Artikel Terkait

Previous
Next Post »