Berlanjut tentang pembahasan geologi kali ini kita akan bahas Umur Bumi saat ini. Berapa sih umur bumii saat ini???
ilustrasi: researchgate PALEOMAP project
Hingga saat ini para ahli ilmu kebumian belum mendapatkan cara yang paling tepat untuk dapat menentukan umur Bumi secara pasti. Sampai saat ini umur Bumi dihitung hanya dengan batuan yang ada di Bumi mengingat batuan tertua yang ada di Bumi telah terdaur ulang dan hancur oleh proses tektonik lempeng serta belum pernah ditemukan batuan-batuan yang terjadi saat pembentukan planet Bumi.
Meskipun demikian para ahli sudah mampu menentukan kemungkinan umur dari Sistem Tata Surya dan menghitung umur Bumi dengan mengasumsikan bahwa Bumi dan benda-benda padat yang ada di dalam Sistem Tata Surya terbentuk pada saat yang bersamaan dan sudah pasti memiliki umur yang sama pula.
Umur dari batuan-batuan yang ada di Bumi dan di Bulan serta Meteorit dapat dihitung dengan pemanfaatkan unsur-unsur isotop radioaktif yang terjadi secara alamiah di dalam batuan dan mineral, terutama yang mempunyai kisaran waktu paruh diatas 700 juta tahun atau lebih dari 100 milyar tahun untuk menjadi unsur-unsur isotop yang stabil. Teknik pelarikan ini dikenal dengan “penanggalan radioaktif’ yang dipakai untuk menghitung umur batuan saat batuan tersebut terbentuk.
Ilustrasi: Salah satu batuan tertua di Minessota, Amerika
Batuan tertua yang berumur lebih dari 3.5 milyar tahun dapat dijumpai tersebar hampir di semua benua yang ada di Bumi. Batuan tertua tersebut antara lain dijumpai di Acasta Gneisses di bagian Barat laut Canada dekat Great Slave Lake berumur 4.03 milyar tahun dan di Greenland bagian barat pada batuan Isua supracrustal, berumur 3.4-3.5 milyar tahun.
Hasil kajian dari penentuan umur batuan yang mendekati batuan tertua juga dijumpai di Minnesota River Valley dan Michigan bagian utara, berumur 3.5-3.7 milyar tahun, di Swaziland, berumur 3.4-3.5 milyar tahun dan di Australia Barat berumur 3.4-3.6 milyar tahun.
Batuan-batuan tersebut diatas telah diuji beberapa kali melalui metoda penanggalan radiometrik dan ternyata hasilnya tetap/konsisten. Hal ini memberi kepercayaan kepada para ahli bahwa penentuan umur yang dilakukan diyakini kebenarannya.
Hal yang sangat menarik dari penentuan umur pada batuan-batuan tertua di atas adalah bahwa batuan-batuan tersebut tidak berasal dari batuan kerak bumi akan tetapi berasal dari aliran lava dan batuan sedimen yang diendapkan di lingkungan air dangkal, dan dari genesa batuan-batuan tersebut mengindikasikan bahwa sejarah bumi sudah berjalan sebelum batuan tersebut terbentuk atau diendapkan.
Ilustrasi: Perubahan material Uranium (U) menjadi Timbal (Pb) by Earth Science Australia
Di Australia Barat, berdasarkan penanggalan radioaktif terhadap satu kristal zircon yang dijumpai dalam batuan sedimen yang umurnya lebih muda telah menghasilkan umur 4.3 milyar tahun yang menjadikan kristal ini sebagai material yang paling tua yang pernah ditemukan dimuka bumi. Batuan induk dari kristal zircon ini hingga saat ini belum ditemukan.
Berdasarkan hasil penentuan umur dari batuan-batuan tertua dan kristal tertua menunjukkan bahwa Bumi paling tidak berumur 4.3 milyar tahun, namun demikian penentuan umur terhadap batuan-batuan yang ada di Bumi belum dapat untuk memastikan umur dari Bumi.
Penentuan umur Bumi yang paling baik adalah yang didasarkan atas ratio unsur Pb dalam Troilite pada batuan Iron Meteorit yang diambil dari Canyon Diablo Meteorite menunjukkan umur 4.54 milyar tahun. Sebagai tambahan, baru-baru ini telah dilaporkan bahwa hasil penanggalan radioaktif U-Pb terhadap butiran-butiran mineral zircon yang berasal dari batuan sedimen yang ada di Australia Barat bagian tengah diperoleh umur 4.4 milyar tahun.
Lebih dari 70
meteorit dari berbagai jenis telah ditentukan umurnya berdasarkan penanggalan radiometrik dan
hasilnya menunjukkan bahwa meteorit dan sistem tatasurya terbentuk 4.53 dan 4.58 milyar tahun
yang lalu. Penentuan umur bumi tidak saja datang dari penanggalan batuan saja akan tetapi juga
mempertimbangkan bahwa bumi dan meteorit sebagai bagian dari satu sistem yang sama dimana
komposisi isotop timah hitam (Pb), terutama Pb207 ke Pb206 berubah sepanjang waktu sebagai hasil
dari peluruhan Uranium-235 (U235) dan Uranium-238 (U238).
Ilustrasi: Meteorit by Mardani Fine Minerals
Para ahli kebumian sudah memakai pendekatan ini dalam menentukan waktu yang dibutuhkan
oleh isotop-isotop didalam bijih timah hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, yang mana isotop-isotop tersebut jumlahnya hanya sedikit, untuk berubah dari komposisi asalnya, sebagai hasil
mengukuran dari uranium fase bebas pada besi meteorit (iron meteorites), terhadap komposisinya
pada saat bijih timah hitam tersebut terpisah dari selaput sumbernya.
Hasil perhitungan ini dalam
umur Bumi dan Meteorit serta Sistem Tata Surya adalah 4.54 milyar tahun dengan tingkat
kesalahan kurang dari 1 persen. Untuk ketelitian, umur ini mewakili saat saat terakhir dimana
isotop Timah Hitam adalah homogen selama Sistem Tata Surya bagian dalam dan saat dimana
Timah Hitam dan Uranium menyatu menjadi padat dari Sistem Tata Surya.
Umur 4.54 milyar
tahun yang diperoleh dari Sistem Tata Surya dan Bumi adalah konsisten terhadap hasil
perhitungan yang dilakukan sekarang untuk 11 sampai 13 milyar tahun umur Milky Way Galaxy
(berdasarkan tahapan evolusi dari bintang berkabut global / globular cluster stars) dan umur 10
sampai 15 milyar tahun untuk umur Universal (berdasarkan atas penurunan dari jarak galaxy).
EmoticonEmoticon