logoblog

Kenaikan Air Laut, Faktor Penyebab dan Solusinya

12/14/2017




Pemanasan global merupakan hal yang sering kita dengar dalam satu dekade terakhir ini. Terkadang, kita menganggapnya remeh sebab kita tidak merasakannya secara langsung. Dampak yang terus menerus terjadi tanpa kita sadari adalah kenaikan permukaan air laut. Kenaikan muka air laut ini bukan hanya mengancam negara kita, tetapi semua negara di dunia.

australianclimatemadness

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah belasan ribu pulau. Tapi jumlah itu tidak selalu tetap. Ketua Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI), Laksamana Madya TNI (Purn) Y Didik Heru Purnomo mengatakan, jumlah pulau di Indonesia belum bisa dipastikan, karena kondisi geografis yang selalu berubah-ubah. Penyebab sulitnya memastikan jumlah pulau, menurut dia, karena kondisi alam seperti pasang surut, erosi tanah, bencana alam dan iklim yang berubah. Pulau-pulau kecil pun sering muncul kemudian hilang.

Data yang lama menunjukkan, jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.504. Angka tersebut belum termasuk pulau-pulau kecil dan daerah terluar perbatasan RI. Pulau-pulau kecil sering hilang karena erosi dan air pasang. Namun, ketika air laut surut, sering ditemukan daratan-daratan baru. Ancaman terbesar kepulauan Indonesia adalah naiknya permukaan air laut dan juga abrasi karena tidak adanya perlindungan alami seperti bakau.

Indonesia bukan satu-satunya negara di Pasifik yang terancam akan kehilangan pulau-pulau kecilnya. Penelitian Environmental Research Letters berdasarkan citra satelit dari 1947-2014 di kepulauan Solomon, ditemukan dari 33 pulau yang ada di daerah itu lima pulau telah dinyatakan hilang dan tenggelam. Sementara enam pulau lainnya menunggu untuk tenggelam. Salah satunya adalah habitat dari masyarakat yang telah tinggal di kepulauan itu sejak 1935.

National Geographic merilis, sampel inti bumi, pembacaan gelombang laut dan citra satelit menemukan bahwa selama satu abad terakhir garis permukaan laut atau Global Mean Sea Level (GMSL) telah naik 10 sampai 20 sentimeter. Sementara selama 20 tahun terakhir, garis permukaan laut naik 3,2 milimeter dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat 80 tahun mendatang. Ini alarm yang sangat genting dan perlu direspons jika tidak ingin pulau-pulau di Indonesia makin banyak yang tenggelam.

cnn

John D. Sutter dari CNN, menuliskan laporan panjang tentang Kepulauan Marshal di laut Pasifik. Republik Kepulauan Marshall adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik bagian barat. Dia berbatasan dengan Nauru dan Kiribati di sebelah selatan, Mikronesia di barat, dan Pulau Wake di utara. Nauru, Kiribati dan Wake adalah negara-negara yang paling merasakan dan jelas tahu dampak dari naiknya permukaan laut. Jika suhu bumi naik 2 derajat lagi, dipastikan negara-negara itu akan tenggelam dan tidak lagi bersisa.

Kenaikan permukaan air laut terkait dengan tiga faktor utama, semuanya disebabkan oleh perubahan iklim global yang sedang berlangsung saat ini:

1. Ekspansi termal: Ketika suhu memanas, air laut akan memuai. Sekitar setengah kenaikan permukaan laut di abad lalu disebabkan oleh lautan hangat yang berupaya menempati lebih banyak ruang.

2. Melelehnya gletser dan tudung es kutub: Formasi besar es, seperti gletser dan tudung es kutub secara alami meleleh tiap musim panas. Saat musim dingin, salju, terutama yang terbentuk dari penguapan air laut, umumnya cukup untuk mengimbangi pencairan. Di masa kini, kenaikan suhu terus menerus yang disebabkan oleh pemanasan global menyebabkan pencairan musim panas menjadi lebih besar, sekaligus mengurangi jumlah salju yang turun pada musim dingin selanjutnya, dan mempercepat datangnya musim semi. Ketidakseimbangan ini menghasilkan dampak signifikan pada rasio penguapan air laut dan menyebabkan permukaan laut naik.

3. Hilangnya es dari Greenland dan Antarktika Barat: Seperti halnya yang terjadi pada gletser dan tudung es, peningkatan panas juga menyebabkan lapisan es raksasa yang menyelimuti Greenland dan Antarktika meleleh lebih cepat. Para ilmuwan juga meyakini air lelehan dari atas dan air laut yang merembes di bagian bawah lapisan, sangat efektif melelehkan es dan menyebabkannya lebih mudah terlepas dan hanyut di laut. Pemanasan suhu laut menyebabkan lapisan es raksasa yang membentang dari Antarktika, meleleh dari bawah, melemah, hingga akhirnya pecah.

Oleh sebab itu, ada beberapa solusi yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi dampak dari kenaikan permukaan air laut ini:

  • Pengurangan Karbon Dioksida Penting untuk Mengatasi Perubahan Iklim Jangka Panjang.
  • Mengurangi aktivitas yang menghasilkan GRK dan mengurangi penggunaan bahan perusak ozon (BPO).
  • Menjaga keberadaan daerah terbuka hijau dalam upaya memepertahankan keberadaan daerah resapan air maupun penyerap karbon. 
  • Meningkatkan kepedulian terhadap data lingkungan laut, darat dan udara.
  • Melakukan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan yang memadukan antara perencanaan ruang laut, pesisir dan daratan.
  • Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap upaya memperlambat/mencegah meningkatnya pemanasan global.  
  • Merehabilitasi lahan kritis dengan cara penggalakan penanaman pohon (reboisasi) sebagai upaya memperbanyak media penyerap gas karbon serta meningkatkan ketersediaan cadangan air.
  • Peningkatan penanganan lingkungan dan habitat pesisir.


Selain delapan upaya diatas, masih banyak upaya-upaya sederhana yang dapat kita lakukan seperti menghemat penggunaan listrik dan bahan bakar fosil, serta membuang sampah pada tempatnya. Upaya kecil tersebut sudah menjadi langkah yang baik untuk mencegah global warming. Semoga kita tetap bisa hidup damai di dunia ini dan mencegah terjadinya hal-hal tersebut.

sumber:
https://tirto.id/pulau-pulau-yang-menunggu-tenggelam-bo34
http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/01/hal-hal-yang-harus-anda-ketahui-seputar-kenaikan-air-laut
https://www.coolaustralia.org/finding-a-way-to-slow-sea-level-rise/
http://www.ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/344/244


logoblog

Artikel Terkait

Previous
Next Post »